Contoh Alur Cerita

Hay sobat kali ini kami rumussoal.com akan menulis artikel tentang cuntoh alur cerita meliputi – Pengertian, tahapan, jenis serta contohnya agar dapat dengan muda untuk di pahami.

Alur Cerita – Merupakan rangkaian mengenai peristiwa tentang jalan cerita yang terjadi dari awal hingga akhir, dan dapat mengatur jalannya cerita itu sendiri.

Agar kamu dapat lebih jelas mengenai artikel tersebut langsung saja kita simak ulasannya yang ada di bawah ini.

Pengertian

Alur cerita merupakan rangkaian struktur tentang mengenai kejadian yang terdapat di dalam sebuah cerita namun disusun secara detail dan jelas yang saling berkaitan dan berhubungan antara cerita yang satu dan yang lainnya.

Contohnya seperti saling berhubungan atau berkaitan antara tokoh yang satu dengan yang lain di dalam cerita tersebut.

Pengertian Alur Cerita Menurut Para Ahli

Di bawah ini ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian tentang alur cerita yaitu :

1. Menurut Aminudin

Menurut Aminudin tentang rangkaian sebuah cerita yang dibentuk melalui tahapan-tahapan mengenai kejadian atau peristiwa sehingga dapat menjadi sebuah cerita yang berbentuk berbagai macam rangkaian mengenai peristiwa dan kejadian.

Alur atau plot merupakan struktur tentang rangkaian mengenai kejadian di dalam cerita yang telah disusun sebagai interaksi fungsional serta sebagai tanda urutan atau susunan dari bagian-bagian yang ada pada keseluruhan fiksi.

2. Menurut Foster dalam Tuloli 2000

Menurut Foster sendiri, alur atau plot juga merupakan rentetan mengenai peristiwa di dalam sebuah fiksi {novel atau cerpen} yang tersusun pada uraian waktu menurut hukum sebab akibat.

Jadi alur juga dapat di samakan dengan kerangka cerita yang merupakan bagian dari susunan tentang struktur mengenai sebuah cerita.

3. Menurut Stanton dalam Nurgiyantoro

Menurut Stanton alur cerita sendiri isinya merupakan tentang urutan kejadian, namun pada setiap kejadian tersebut hanya akan dapat dihubungkan sebab serta akibat peristiwa yang satu dengan yang lainnya.

4. Menurut Rusyana

Menurut Rusyana sendiri mengenai alur cerita yang terjadi bukanlah sekedar tentang mengenai urutan cerita yang terjadi begitu saja, peristiwa itu harus saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.

Jenis Alur Cerita

Jika di lihat secara umum, alur cerita atau plot dapat di bagi menjadi 3 macam di antaranya adalah :

1. Alur Campuran

Aliran campuran atau alur bolak-balik adalah jalur yang dimulai dengan klimaks, lalu menceritakan masa lalu dan meluas hingga penyelesaian.

Saat Anda menceritakan masa lalu, karakter dalam cerita diperkenalkan. Jika sebuah cerita belum selesai, kembalilah ke awal cerita untuk memperkenalkan karakter lain.

2. Alur Maju

Alur maju atau progresif adalah plot yang klimaksnya ada di akhir cerita. Rangkaian peristiwa dalam plot maju dimulai dari awal hingga akhir cerita dengan urutan waktu yang teratur.

3. Alur Mundur

Perbuatan mundur atau disebut juga regresi adalah perbuatan yang menceritakan masa lalu dan akan menjadi klimaks di awal cerita.

Urutan peristiwa juga berjalan mundur dari masa lalu ke masa kini dengan garis waktu yang tidak konsisten.

Tahapan Alur Cerita

Untuk tahapan di dalam alur cerita sendiri di bagi menjadi 5 tahapan di antaranya yaitu :

1. Permulaan Konflik

Alur tahap kedua ini kemudian menjadi awal dari konflik yang terjadi atau menjadi penyebab konflik tersebut.

Secara umum, konflik muncul karena konflik antar angka juga karena karakter utama mengalami masalah yang tidak terduga.

2. Pengenalan Tingkat Karakter Dan Orientasi

Ini adalah fase plot paling awal dari plot. Pada fase orientasi ini, karakter diperkenalkan. Ini juga menunjukkan elemen dasar cerita seperti waktu kejadian, latar dan suasana.

Tujuannya agar pembaca mengetahui siapa yang memerankan tokoh dalam plot.

Serta di mana ceritanya berlangsung dan suasana seperti apa yang ingin diciptakan penulis cerita.

Awal konflik membuat pembaca penasaran dan ingin tahu bagaimana kelanjutan ceritanya.

Pembaca biasanya akan bertanya-tanya konflik apa yang mungkin dimiliki para karakter untuk melanjutkan cerita.

Fase plot ini dapat mendorong pembaca untuk melanjutkan cerita dengan penggambaran konflik yang lebih menarik dan rumit.

3. Konflik Atau Klimaks

Tokoh utama selamat dari puncak konflik, kemudian tahapan konflik menurun atau mereda.

Tokoh utama mulai mengetahui bagaimana menyelesaikan konflik yang sedang berlangsung.

Ketegangan yang dialami penonton pada tahap plot ini sedikit berkurang.

Biasanya itu berubah menjadi kekaguman dari ketekunan karakter utama.

Karena karakter mampu mengatasi masalah yang muncul, hal itu dapat terjadi dengan cara yang tidak terduga. Suasana di panggung kekecewaan sering ditebak oleh pembaca.

4. Klimaks Atau Konflik Memuncak

Setelah mengenalkan masalah awal pada fase sebelumnya, kali ini biasanya ditunggu-tunggu oleh pembaca.

Klimaks dari konflik yang dialami oleh karakter utama meningkatkan ketegangan dan solusi apa yang mungkin dilakukan.

Efeknya tentu saja membuat pembaca tegang saat mendengar ceritanya, bukan karena cerita horor.

5. Penutup

Berbagai masalah dan kendala ditanggapi dan diselesaikan dengan baik oleh tokoh utama.

Jika konflik tidak berlanjut, penulis cerita membuat tahap penyelesaian. Dalam hal ini, pembaca dapat melengkapi kesannya setelah membaca ceritanya.

Contoh Alur Cerita

Di bawah ini terdapat beberapa contoh mengenai alur cerita di antaranya adalah :

1. Contoh Alur Cerita Mundur

Untuk waktu yang lama, saya dan ketiga teman saya dan takdir terjebak di sini. Kami bertahan di sebuah gubuk reyot tempat tinggal Mbah Marijan di lereng Gunung Kidul.

Saat itu saya dan tiga orang teman saya, Dio, Anggi dan Untung sedang mendaki. Kami ditemukan kelaparan dan keseleo di kaki Ari oleh Mbah Marijan.

Penyebabnya adalah kita sudah kehabisan makanan dan belum menemukan jalan keluarnya.

Tepat seminggu yang lalu Selama seminggu kami berempat berpisah dari rombongan pendaki.

Awalnya grup kami terdiri dari 12 orang tersesat saat Anggi kelelahan dan istirahat sejenak, namun keadaan memaksa kami untuk tidak berada di area pendakian.

Kondisi alam dan lingkungan kurang mendukung saat itu. Bayangkan harus mendaki saat hujan deras dan mendengar desis ular.

Tapi kami berempat tetap ingin beristirahat di sebuah gubuk, setelah pertengkaran sengit, delapan orang lainnya memutuskan untuk meninggalkan kami.

Sayangnya, kami tidak dapat melupakan bahwa kami tidak membawa kartu kelompok kami membawa peta pendakian gunung.

Akibatnya, kami mencoba menggunakan naluri dan isyarat alam untuk keluar dari sini Ari tersandung akar pohon, kakinya terluka dan terkilir.

Kami bertiga mencoba membantu Ari yang mengerang. Saya, Dio, dan Untung bergantian memakai Anggi untuk mencari jalan ke atas. Kami terus berusaha menemukan titik terang dari pendakian.

Hingga kami kehabisan makanan dan lapar, akhirnya kami memutuskan untuk bermalam di depan gubuk reyot tersebut.

Di sinilah dimulailah pertemuan dengan Mbah Marijan yang baru saja pulang dari mengumpulkan kayu.

Sambil menunggu kaki Anggi sembuh, kami berempat berusaha mencari jalan keluar ke puncak gunung ini.

2. Contoh Alur Cerita Maju

Saat itu saya berkumpul di rumah nenek pada pagi hari, kami sarapan dan berdoa. Lalu cepatlah ke perjalanan yang telah pesan. Satu mobil bisa menampung 12 penumpang.

Perjalanan dari Jakarta menuju Bandung sebenarnya cukup jauh dengan kendaraan darat.

Kami berencana menghadiri pernikahan sepupu ibu. Setelah duduk di kursi penumpang, pengemudi menyalakan mobil. Awal perjalanan biasa-biasa saja dan aman.

Namun suatu hari di dekat jalan raya, kami terjebak oleh serangkaian tabrakan di depan mata kami.

Untung saja pengemudi yang mengemudikan mobil ini sangat perhatian dan berpengetahuan luas sehingga bisa terhindar dari kecelakaan fatal ini. Kalau bertanda hati, maka kami tidak putus asa pergi ke Bandung.

3. Contoh Alur Cerita Campuran

Tak terasa bulan puasa berakhir. Terlihat para migran memenuhi bandara, terminal, dan pelabuhan.

Sama seperti saya yang ada di kota ini. Keesokan harinya saya pulang ke kampung halaman saya di Bandar Lampung.

Saya menggunakan stasiun kereta Kertapati di Palembang. Lumayan, budget yang dikeluarkan hanya 38.000 rupiah, lumayan hemat. Bepergian dengan kereta api Kelas Ekonomi juga cukup nyaman.

Butuh waktu lama, rel berliku dari ujung kota Palembang terasa sampai saat ini saya hampir sampai di Terminal Tanjung Karang setelah lebih dari 8 jam berkendara.

Tepat pukul 6 magrib saya meninggalkan stasiun kereta tanjung karang yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal saya.

Dengan ojek online dibutuhkan waktu sekitar 30 menit saya tiba untuk bertemu orang tua dan saudara-saudara saya yang pemarah.

Demikianlah kiranya yang dapat penulis sampaikan mengenai artikel tentang contoh alur cerita semoga dapat berguna dan bermanfaat.

Sekian dan terima kasih.

Artikel Lainnya>>>>