Lakum Dinukum Waliyadin Artinya

Lakum Dinukum Waliyadin Artinya

Lakum Dinukum Waliyadin – ( لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ) Ayat ini memiliki makna atau arti bagimu agamamu, bagiku agamaku ayat ini merupakan sangat penting bagi perinsip umat muslim.

Mengenai tentang sebuah keyakinan di dalam memegang aqidah daam mempercayai tentang kebenaran dari agama Islam, untuk itu sebagai umat muslim kita harus dapat meyakini dan memahami tentang kandungan dari ayat tersebut.

Dengan begitu kita akan terhindar dari usaha orang – orang kafir yang ingin berusaha untuk meruntuhkan keimanan dan keyakinan kita terhadap Allah Swt.

Agar kamu lebih jelas mengenai ulasan yang terdapat di atas tersebut maka mari kita simak uraiannya yang ada di bawah ini {…}

Makna Ayat Lakum Dinukum Waliyadin

Sekarang mari kita bahas secara singkat makna yang terkandung dalam sepenggal surat Al-Kafirun, (Lakum Dii Nukum Wa Liya Diin), karena di dalam surat ini ada pesan agar kita memperkuat aqidah kita dalam beribadah kepada Allah.

Ayat ini sebenarnya berisi himbauan bagi mereka yang terang-terangan tidak percaya bahwa kita sebagai muslim memilih untuk menghindar dari bentuk ibadah selain Allah Swt.

Surat itu juga menjelaskan bahwa mereka, kaum musyrik, tidak menyembah Allah. Dan bisa dikatakan mereka tidak ikhlas dalam beribadah karena bentuk ibadah mereka bukan hanya sekedar ibadah murni kepada Allah.

Kamu, kaum musyrik, yang menyembah Allah berdampingan dengan rasa kagum, tidak bisa disebut beribadah.

Dan dalam pengulangan ayat di ayat tersebut juga ditegaskan bahwa sebagaimana ayat pertama, mereka “kaum musyrik” telah menunjukkan manifestasi dan pernyataan mereka.

Sedangkan ayat kedua setelah perulangan menjelaskan bahwa itu adalah hakikat mereka yang sebenarnya juga.

Lakum Dinukum Waliyadin ( لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ) m,erupakan potongan yang terdapat di dalam surat Al-Kafirun ayat 6 yang mempunyai arti untukmu agamamu, untukku agamaku.

Ada pula penjelasan tentang ayat ( Lakum Dinukum Waliyadin ) menurut Ibnu Jarir Ath Thobari dalam Tafsir Ath Thobari, 24: 704 sebagai berikut:

Bagimu, agamamu, jangan tinggalkan selamanya karena itu adalah akhir hidupmu yang kamu pilih dan kamu akan sulit melepaskannya. Demikian juga, anda akan mati dalam agama ini juga.

Saya percaya Saya juga tidak meninggalkan agama saya selamanya. Karena sudah lama diketahui bahwa saya tidak akan pindah agama.

Selain Tafsir Al Bahr Al Muhith, saudara laki-laki Ibnu Hayyan ini juga menafsirkan: Karena kamu menarik diri, itu kamu peluk, dan bagi saya saya berpegang pada tauhid. Dan itu disebut perselingkuhan atau pemisahan dari orang-orang kafir.

Dalam ayat lakum dinukum waliyadin juga terdapat dua makna tersembunyi. Makna pertama bagi anda adalah akidah kufur yang anda yakini, bagi kami itu adalah akidah Islam.

Makna kedua karena bisa juga berarti al jazaa ‘yang artinya hari pembalasan, jadi maknanya bisa jadi anda jawaban dan saya jawaban, hal ini dijelaskan oleh Al Mawardi dan Muhammad Sayid Thonthowi di buku tafsir antara keduanya.

Sebab Turunnya Surat Al-Kafirun

Selama masa penyebaran Islam di Mekah oleh Nabi Muhammad, kaum Quraisy menentang Nabi dan terus-menerus mencari cara untuk menghentikan Islam agar tidak mengancam kepercayaan nenek moyang mereka.

Dalam salah satu upaya kaum Quraisy, mereka mencoba membuat proposal kepada Nabi Muhammad yang berisi tawaran jika Rasulullah ingin menyembah Tuhannya, mereka akan menyembah Tuhan sesuai dengan konsep Islam. Sejak itu surah ini “Al-Kafirun” telah diturunkan untuk menjawabnya.

Makna ayat dari Surat Al-Kafirun tersebut mengandung imbauan kepada kaum musyrik agar umat Islam bebas dari segala bentuk ibadah selain Allah Swt.

Apapun yang mereka lakukan secara fisik dan mental, pesona dari surat ini adalah bahwa para penyembah berhala tidak menyembah Allah dengan tulus, artinya mereka tidak menyembah Allah saja.

Hikmah Yang Dapat Di Ambil

Kita dapat belajar dari beberapa kalimat yang ada di atas bahwa perbedaan sebagai seorang muslim itu wajar, tetapi hanya berbeda dalam kaitannya dengan fiqh.

Tidak ada toleransi dalam masalah iman, entah dengan agama yang sangat berbeda atau dengan mereka yang mengaku bahwa agamanya adalah Islam. Seperti Syiah yang mengaku sebagai bagian dari Islam namun secara iman mereka telah menyimpang sehingga tidak pantas disebut Islam.

Hikmah lain yang bisa anda terima adalah bahwa sebagai muslim kita tidak boleh melakukan Tasyabbuh dengan orang-orang kafir.

Tasyabbuh berarti ( menyerupai ) sehubungan dengan ( kemiripan ), ini tidak boleh dilakukan jika kemiripan itu salah dalam keyakinan, seperti ikut di dalam merayakan Natal, Waisak dan sebagain

Nah demikianlah kiranya artikel mengenai Lakum Dinukum Waliyadin yang dapat rumussoal.com sampaikan mudah – mudahan artikel yang amat sederhana ini dapat membantu sahabat semuanya.

Sekian dan terima kasih

Artikel Lainnya>>>