Hallo gaes website kami kali ini akan menyampaikan materi tentang Nama Bulan Jawa di Indnesia lengkap dengan pengertian, dan cara penulisannya, secara berurutan, supaya mudah di pahami.
Nama Bulan Jawa – atau yang sering disebut sebagai kalender Jawa merupakan sebuah sistem yang digunakan pada Kesultanan Mataram dan kerajaan nya.
Dalam kalender Jawa ini juga memiliki banyak sekali arti dengan sistem untuk mengintegrasikan penanggalan pada kebudayaan Islam, Hindu atau agama yang lainnya.
Nah langsung saja simak pembahasan di bawah ini yaaa…?
Mengenal Nama Nama Bulan Jawa
Nama Bulan Jawa adalah sebuah sistem atau kalender yang digunakan oleh Kesultanan pada kerajaan Mataram.
Namun hal ini juga biasannya digunakan sebagai alat yang dapat menggabungkan berbagai sistem kalender dengan adat dan budayaaan.
Nama atau Kalender Jawa dapat menunjukkan siklus hidup antara manusia dengan kehidupan dengan suka cita yang diberikan oleh Alloh, sebagai penguasa alam semesta ini.
Akan tetapi nama atau kalender jawa juga memiliki keistimewaan sehingga adat jawa sangat indentik dengan tanggalan atau kalender yang sudah di tetapkan.
Perkembangan Nama Pada Bulan Jawa
Sejarah dalam sebuah kalender Jawa pertama kali dikeluarkan pada 911 yang diterbitkan oleh Hubayun.
Dan 50 SM SM hal ini dikenal sebagai Ki Ajar Padang I, yang telah mengubah huruf dan sastra pada bulan Jawa.
Dalam sebuah kalender Jawa juga didasarkan pada “Sangkan Paraning Bawana”.
Yang berasal dari susunan dalam agama dengan asal usul suatu kehidupan, yang mengikuti siklus yang dubuat berdasarkan matahari.
Baca Juga: Pengertian Riya
Nama Nama Bulan Jawa
Baik lah gaes dari apa yang sudah kami sampaikan di atas maka website kami juga akan menerangkan beberapa nama bulan jawa sesuai dengan urutannya.
Urutan Bulan Jawa:
- Sura (30 hari).
- Sapar (29 hari).
- Mulud (30 hari).
- Bakda Mulud (29 hari).
- Jumadilawal (30 hari).
- Jumadilakir (29 hari).
- Rejeb (30 hari).
- Ruwah (29 hari).
- Pasa (30 hari).
- Sawal (29 hari).
- Sela (30 hari).
- Besar (29 hari).
Untuk lebih lengkapnya akan kami jelaskan dibawah ini.
Bulan Suro – adalah bulan yang pertama kali dalam sistem kalender Jawa.
Bulan Sura sering diucapkan yang berjumlah hari dalam bulan ini adalah 30 hari.
Bulan sura juga bertepatan dengan Muharram-Bulam dalam kalender Islam.
Nama bulan Sura sendiri berasal dari perayaan Asyura, yang tepatnya jatuh pada sistem kalender bulan agama Islam pada tanggal 10 Muharram.
Baulan Sapar – adalah salah satu bulan dalam kalender Jawa yaitu bulan Sapar yang memiliki jumlah dengan itungan hari adalah 29 hari.
Bulan Sapar juga bertepatan dengan bulan Safar dalam kalender Islam, dan juga berasal dari bulan dalam sistem kalender Hijriyah.
Baulan Mulud – adalah bulan yang ketiga dalam sistem kalender atau bulan Jawa adalah Mulud yang memiliki jumlah 30 hari.
Bulan ini juga termasuk dalam bulan Rabiul yang tepatnya termasuk dalam kalender berasal dari perayaan ulang tahun Nabi. Atau biasa disebut kalender Hijriyah.
Bakda Mulud – adalah bulan yang keempat pada bulan atau kalender Jawa yang memiliki jumlah adalah 29 hari.
Bakda Mulud ini juga bertepatan dengan bulan Rabiul pada terakhir dalam kalender Islam yang berarti “setelah bulan Mulud”.
Paus Jumadila – adalah bulan yang kelima pada bulan atau kalender Jawa yang memiliki jumlah hari adalah 30 hari.
Bulan Jumadil juga yang bertepatan dengan bulan Jumadil awal dalam bulan atau kalender Islam.
Sedangkan nama Jumadil awal juga berasal dari bulan atau kalender Hijriyah.
Jumat akan diperbarui – adalah bulan yang keenam pada bulan atau kalender Jawa dan memiliki jumlah harinya adalah 29 hari.
Namn nama bukan ini juga berasal dari nama bulan Jumadil yang terakhir pada kalender Hijriyah.
Bulan Rejeb – adalah bulan yang ketujuh pada bulan atau kalender Jawa, yang memiliki jumlah harinya 30 hari.
Akan tetapi masyarakat Jawa sangat mengenali bulan ini adalah salah satu bulan yang terbaik untuk dirayakan.
Misalnya acara pernikahan.
Bulan Rejeb juga bertepatan dengan bulan dalam kalender Islam yang berasal dari nama bulan Rajab pada kalender Hijriah.
Bulan Ruwah – adalah bulan Ruwah yang dimana bulan yang kedelapan yang biasa disebut sebagai bulan roh atau bulan Saban.
Namun bulan ini memiliki 29 hari yang bertepatan dengan bulan Sya’ban dalam kalender Islam.
Nama blan ini juga yang biasa disebut dengan Nifsu Syaban sebagai kegiatan praktik satu tahun yang dicatat pada kalender Hijriah.
Bulan Paşa – adalah bulan yang kesembilan pada bulan atau kalender Jawa yang biasanya diucapkan dengan pengucapan “Poso”.
Bulan Pasa ini memilini 30 hari yang dikenal sebagai bulan puasa namun bulan ini adalah dikenal sebagian besar orang jawa adalah bulan Ramelan.
Bulan ini juga bertepatan dengan bulan Ramadhan yang mana orang islam wajib melaksanakan puasa satu bulan penuh.
Bulan Sawal – adalah salah satu bulan atau kalender yang termasuk dalam catatan bulan jawa yang dimana bulan ini memiliki 29 hari dan biasanya orang muslim akan melakukan puasa sunah di bulan sawal ini.
Bulan ini juga bertepatan dengan Syawal dalam kalender Islam yang berasal dari nama Syawal pada kalender Hijriah.
Bulan Hebat – adalah urutan bulan yang terakhir atau bulan yang dimana termasuk dalam kalender Jawa yang biasa disebut sebagai bulan Dulkahijjah.
Bulan ini memiliki jumlah hari adalah 29 sampai 30 hari dan bertepatan dengan bulan Dzuhijjah.
Baca Juga: Surat Al-Mujadalah Ayat11
Nama Bulan Jawa Sesuai Matahari
Secara umum, sistem kalender Jawa menggunakan tanggal koma atau didasarkan pada sirkulasi bulan.
Namun demikian, pada 1856 M diusulkan untuk menggunakan Jawa berdasarkan sirkulasi matahari.
Penggunaannya disesuaikan dengan kalender Gregorian, yang juga didasarkan pada matahari, yang kemudian disebut loot order.
Menurut urutan bulan Jawa menurut sistem kalender matahari, yang jarang digunakan saat ini.
- Kasa (23 Juni – 2 Agustus).
- Cek (3 Agustus – 25 Agustus).
- Katiga / Katelu (26 Agustus hingga 18 September).
- Kapat (19 September – 13 Oktober).
- Kalima (14 Oktober hingga 9 November).
- Kanem (10 November hingga 22 Desember).
- Kapitu (23 Desember hingga 3 Februari).
- Kawolu (4 Februari – 1 Maret).
- Kasanga (2-26 Maret).
- Kadasa (27 Maret hingga 19 April).
- Dhesta (20 April hingga 12 Mei).
- Sadha (13 Mei – 22 Juni).
Penetapan Bulan Jawa
- Pada hari pertama setiap bulan dalam bahasa Jawa, bulan terlihat sangat kecil – seperti goresannya, ini ditafsirkan sebagai bayi baru lahir yang secara bertahap semakin besar dan lebih terang.
- Hari keempat belas bulan Jawa disebut Badr Siddhi, dan bulan purnama melambangkan seorang dewasa yang menikah dengan istrinya.
- Tanggal 15 bulan Jawa disebut bulan purnama, dan bulan masih purnama, tetapi ada tanda ukurannya dan sedikit penurunan cahaya.
- Pada tanggal 20 bulan Jawa, yang disebut Panglong, orang-orang mulai kehilangan ingatan mereka.
- Pada tanggal 25 bulan itu disebut air mancur di Jawa. Orang-orang seperti anak-anak menjaga hidup mereka.
- Tanggal 26 di Jawa disebut Manjing karena kehidupan manusia kembali ke tempat asalnya.
Sisa empat atau lima hari menandai waktu ketika Teja akan memulai kehidupan dunia baru lagi.
Proses ini dikenal sebagai siklus hidup Cakramendangingan atau Herucakra.
Umat ilahi selalu mengikuti jalan yang Allah SWT izinkan bagi seseorang untuk menyadari Paraning Dumadi.
Baiklah gaes pembahasan singkat diatas mengenai nama atau kalender bulan Jawa, secara berurutan mudah di pahami dan semoga dapat bermanfaat dan menjadi bahan referensi.
Sekian dan terima kasih.
Artikel lainnya>>>>>